Kamis, 31 Desember 2009

SEPI

Aku mencoba menjamah malam dengan senyuman
Tak disangka tangis menungguku di ujung jalan

Aku membayangkan matahari esok menyambutku dengan senyum
Tak kukira malam berkepanjangan

Aku kira malam ini ada cinta
Ternyata aku salah, hanya ada air mata
Sepi...
Kau ada tapi tak ada untukku malam ini

Minggu, 20 Desember 2009

Hanya Ingin di...

Abang sayang, mari duduk sini
Ada secangkir teh manis yang siap untuk kau teguk
Minumlah... dan untuk sejenak lupakan segala dilema
kau tersenyum, senyummu itu indah... aku suka
Aku hanya ingin dimengerti seperti aku mencoba mengertimu kini

Abang sayang, apa tehnya tak manis?
Sedari tadi satu tegukpun tak kau regukk
Cangkirpun tak kau sentuh
Adakah rasanya tak semanis biasa?
Adakah rasanya tak seenak buatan bunda?
maafkan aku, aku memang tak pandai meraciknya
Tapi tolonglah dimengerti, aku sedang belajar kini

Abang sayang, kenapa begini?
Teh tak kau sentuh gelas kau pecahkan
Kau kata tak sengaja, aku terima saja
Tapi kenapa tak ada kata maaf?
Bukan aku meminta kau meminta maaf
Tapi bukankah harusnya begitu?

Abang, teh itu tak salah bila tak manis
Tangan ini yang salah
Kau pun tak salah bila tak sengaja memecahkan
Tapi bisakah kau bicara
"Maaf, aku tak sengaja"
"Maaf, mari sini kubersihkan?"
"Maaf, bisakah kau buatkan satu lagi untukku?"

Aku akan tersenyum abang

Aku hanya ingin dihargai
Bukan sekedar ucapan terima kasih

Selasa, 15 Desember 2009

Kangen

Aku tak ingin bermain kata terlalu lama, karena aku lelah
Aku juga tak ingin terus berdiam diri, takut waktuku tak cukup

Jadi dekatkan telingamu, dengar bisikku...
"Aku kangen kamu"
Senyum diwajahmu itu... apa itu sebuah jawaban akan rinduku?
Adakah itu jawaban kau pun kangen aku?
"Aku ingin memelukmu"
Entangan tanganmu membawaku dalam dekapmu
Rasanya tenang didalam dekapmu
Rasanya hangat dalam jiwaku karenamu
Biarkan waktuku yang tersisa kulalui dengan dekapanmu, dan jangan lepas dulu

Nanti... tunggu hingga saatnya ku pergi, baru kau boleh melepasku
Sekarang.. jangan dulu, biar kurasakan betapa hangat tubuhmu
Betapa harum aromamu

"Aku harus pergi"
Kau lepas pelukmu dengan senyum tetap menghiasi wajahmu
Wajah manis ini, apa akan selalu jadi milikku?
Perpisahan kini harus dijelang, tapi percayalah kita kan berjumpa lagi
Nanti... suatu waktu, melepas kangen lagi...
Didalam khayalmu, atau dalam khayalku

Kalau kau setuju, kita akan melepas kangen malam ini, di peraduan kasihku-mu

Kamis, 03 Desember 2009

Alhamdulillah

Alhamdulillah...
Akhirnya satu masalah sudah ketemu titik temunya. Paling tidak sudah bisa bernafas lega dan bisa tidur dengan tenang tanpa dihantui rasa hawatir bakal berurusan dengan Depnaker dan jadi bulan-bulanan perusahaan dan tenaga kerja. Alamaaaak, mikirin aja sudah penat apalagi sampai kejadian.

Syukur Alhamdulillah, aku punya Allah yang selalu siap menolongku dalam keadaan seperti ini. Dan syukur Alhamdulillah, Allah masih menyayangiku padahal banyak sekali kesalahanku yang belum kuperbaiki hingga kini. Maaf Allah

Masalah satu selesai, muncul masalah lain... harus segera diatasi sebelum nasi menjadi bubur dan masalah bertambah parah...
Allah-ku sayang, tolong bantu aku lagi ya
Karena tanpa campur tanganMu, semua masalah ini tak akan ada akhirnya.
Dan tanpa campur tanganMu, semua ini tak akan ada titik temunya, dan aku akan terus dihantui rasa hawatir dan rasa bersalah...

Minggu, 15 November 2009

Facebook teman-temanku

Fiuuuuh... Facebook, Friendster...
Sebelumnya nggak kebayang kalau aku bakal punya FS or Facebook. Tapi karena pengen liat wajah teman-teman lamaku, jadinya aku ikut tergiur juga pengen buka Facebook. Biar bisa kangen-kangenan ma mereka

Rabu, 11 November 2009

Bila bertemu dia

Aku tak mau bermimpi, karena bermimpi di siang bolong seperti ini rasanya tak enak. Aku juga tak mau berhayal, karena dari hayalanku akan ada banyak hayalan lain yang datang dan menggangguku.

Aku ingin sebuah kenyataan, tetang dia yang kuimpikan dalam mimpiku kala malam datang, yang kuhayalkan dalam sadar.

Bila bertemu dia, aku ingin memeluknya
mungkin dengan begitu aku bisa merasakan hangatnya bidang dadanya

Bila bertemu dia, aku ingin dia mencium keningku
mungkin dengan begitu aku bisa merasakan lembutnya bibir yang selalu mendokanku dalam shalatnya

Bila bertemu dia, aku ingin mencium punggung tangannya
mungkin dengan begitu aku bisa merasakan kokohnya tangan yang selama ini merengkuhku dalam kerinduan

Bila bertemu dia, aku ingin mengatakan padanya... aku siap menjadi istrinya

Minggu, 08 November 2009

Pertemuan...

Laksana bintang bertemu bulan
wajahku bersemu merah
tak pernah tebayangkan akan ada pertemuan

Semalam sudah kubayangkan,
aku tak akan mampu bersuara,
aku tak akan mampu bicara apa-apa
aku pasti hanya terdiam di sudut bandara
menatapmu dari kejauhan dan berharap kau hampiri

Sayang...
bayangan itu mengelabuiku
aku tak sabar menantimu
aku tak sabar sekedar menunggumu di sisi ini
aku ingin menghampiri dan menyapamu
menghulurkan tangan dan mencium punggung tanganmu
tapi saat bertemu denganmu, aku hanya mampu tertunduk

aku malu...

Berawal...

Berawal dari hari dimana kusangka kau akan pergi
Dan bukannya menjauhi hari kau menantang matahari

Kufikir luka hati tersiram cuka membuatmu rapuh
lalu tak berpikir lagi untuk membuka luka lama
dan merampungkan bait-bait rasa

Kufikir jejak hati yang tak tertanam
membuatmu kelu dan berfikir tak perlu lagi ada bidadari
karena bidadari lama berwujud setan dalam perginya darimu
bahkan bayangannyapun tak diijinkan memelukmu

Saat itu awalnya...

Jumat, 06 November 2009

Ketika rinduku menjelang malam

Dalam batas senja aku menantinya
Sebuah sosok penuh kasih yang dekat dihati jauh dimata
Tak kulihat wujud serta parasnya
Tapi bisa kurasakan pelukan nan hangat dalam pejaman mata

Ketika hari beranjak petang
Gelap mulai menyusupinya
Pun hati ini terasa ikut berkabut senja
Lalu malam merenggut cinta

Rinduku menjelang malam
Dan tak dapat kubedakan mana cinta mana dosa
Lalu harus bagaimana???

Kamis, 22 Oktober 2009

Rindu dalam Berandaku

Entah dari mana datangnya jejak rindu itu, seolah muncul bagai bayang menghiasi jalanku
Entah dari mana datangnya baris sajak kangen itu, seolah muncul bagai sihir mengganggu tidurku

Entah aku tak tahu,
Tapi Berandaku kini penuh sesak dengan rasa rindu

Ingin kubuang aku tak sanggup, takut kehilangan rindu itu
Ingin kulupa aku tak mampu, kangen itu jujur kubutuhkan

Entah dari mana datangnya sejuta asa padamu, tapi kutahu asa itu adalah rindu yang membekas dalam jantungku